Antara Kiamat Sudah Dekat dan Ayat-ayat Cinta
Antara Kiamat Sudah Dekat dan Ayat-ayat Cinta
Oleh: Gunawan
Kiamat sudah dekat adalah sebuah judul film yang ditayangkan stasiun televisi swasta begitu menghibur dengan meninggalkan kesan yang mendalam. Film ini sendiri menceritakan tentang seorang pemuda yang sekuler dengan berprofesi sebagai musisi pada sebuah band rock and roll yang jatuh cinta pada seorang gadis solehah dari anak seorang haji. Masalah dimulai ketika sang pemuda bertemu secara tidak sengaja pada seorang gadis cantik berjilbab anak seorang pak haji. Pada pandangan pertamanya itu ia langsung jatuh cinta. Berbagai cara pun dilakukan sang pemuda untuk bertemu sang gadis.
Lalu sampai pada suatu ketika pak haji mengajukan beberapa pertanyaan yang ditutup dengan beberapa syarat yang berhubungan dengan agama pada si pemuda yang sekuler tersebut. Karena cintanya pada si gadis. Si pemuda menyanggupi syarat tersebut. Puncak dari masalah ini muncul ketika pak haji mengajukan lagi syarat terakhir yaitu menguasai ilmu ikhlas. Si pemuda yang awam dan buta agama itu ternyata menyanggupi meskipun ia takut apakah ia bisa menguasai ilmu ikhlas tersebut. Kelucuan pun terselip disela-sela pencarian apa yang dimaksud ilmu ikhlas tersebut. Sampai pada akhirnya si pemuda menemukan kesadaran dan jawaban dari kegelisahannya tentang ilmu ikhlas yang diajukan pak haji. Dan tanpa disangkanya pak haji memilihnya sebagai menantunya sebagai calon suami dari anak gadisnya yang sebelumnya siap dijodohkan dengan seorang pemuda anak kerabatnya yang sedang sekolah S-2 di mesir.
Setelah menonton film ini penulis menyimpan kesan bahwa untuk mendapatkan sesuatu memang harus berjuang dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Tapi perjuangan tadi harus diimbangi juga dengan ilmu ikhlas, sama seperti yang diajukan pak haji tadi. Tanpa ikhlas masalah hanya diselesaikan dengan ambisi dan kepentingan pribadi semata. Tanpa sadar bahwa segala apa yang kita perebutkan didunia yang fana ini hanyalah milik Allah SWT. Mungkin itulah cinta yang sesungguhnya dari si pemuda terhadap anak pak haji. Bahwa ia mencintai dengan dasar keikhlasan.
Lalu apa hubungannya dengan kita? secara realitas kondisi bangsa ini semakin terpuruk pada tingkat yang lebih parah. Kongkritnya keterpurukan terjadi hampir semua bidang kehidupan, pada sektor ekonomi, politik, sosial dan moral, agama dan budaya. Kondisinya masih tampak jelas terlihat pada sistem birokrasi yang bobrok dan masih bertele-tele, pemimpin-pemimpin negeri yang tidak berjuang atas hati dan para pengambil kebijakan yang lamban dan berbelit-belit. Kehidupan sosial yang parah karena borok pengangguran semakin menganga. Hal mengakibatkan patologi sosial pada masyarakat terutama kelas bawah, seperti angka kriminalitas meningkat, penyimpangan seksual dalam keluarga atau lingkungan, anak dibawah umur yang turun ke jalan dan lain sebagainya.
Repotnya, pemahaman agama yang kurang dan kurangnya peran lembaga-lembaga agama dimasyarakat tidak bisa menjadi penyejuk bagi dahaga jiwa yang kering dimasyakat. Menurut saya, agama masih menjadi dogma dimasyakarat luas. Akhirnya yang terjadi praktek-praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) semakin luas dan mengakar. Tayangan-tayangan ditelevisi atau media cetak yang mungkin perlu banyak dikaji ulang hingga tidak mengakibatkan pada bentuk budaya liberal seperti tayangan mistik dan acara smack down (yang mengakibatkan banyak jatuh korban), apakah masih layak dikonsumsi? Lalu tanpa sadar negeri ini dihantam bencana alam bertubi-tubi seperti tsunami di aceh, gempa bumi, gunung merapi yang meletus, dan Lumpur panas yang terus meluap-luap dan semakin melebar bahkan memakan korban di Porong, Sidoarjo.
Apakah ini akhir dari segalanya? Apakah akan ada skenario Tuhan yang lebih mendebarkan lagi? Ataukah ini azab-Nya yang sudah diturunkan akibat kerusakan manusia? Lalu berujung pada, apakah kiamat sudah dekat? Kalo kata pak haji di film ini dia menjawab, “bahwa kiamat emang makin deket aje!”
***
Belajar soal ilmu ikhlas sangat menggugah kesadaran saya, terutama soal hidup pribadi saya. Dari pelajaran ilmu ikhlas yang sederhana ini mengandung arti yang begitu dalam. Saya jadi ingat setelah membaca buku novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman tentang seorang tokoh sentral yang bernama Fahri. Dalam hidupnya dia adalah sosok yang sangat ideal. Fahri adalah pribadi yang aktif, visioner, kosisten, jujur, bertanggung jawab, rendah hati, serta memiliki pengetahuan agama yang luas hingga membuat ia disegani oleh teman-temannya dan dicintai para wanita cantik solehah yang dekat dengannya serta juga para guru-guru mengajinya.
Hidupnya begitu terprogram dan sangat sibuk. Dalam cerita itu, maria terperanjat melihat karton besar yang ditempel ditembok kamar Fahri ketika ia terbaring sakit karena kelelahan akibat jadwal kegiatannya yang begitu padat. Ia berkata, “Inikah peta hidup kamu fahri? begitu banyak target-target jangka pendek maupun panjang yang kau buat. 2 tahun kamu selesai S2. 4 tahun kamu lulus S3. tahun depan targetmu menikah. Dan jadwal sehari-hari lainnya yang kamu buat begitu terperinci.” Dalam pembaringannya fahri berkata,” iya itu peta hidupku kedepan baik 5 atau 10 tahun mendatang. Setiap orang harus memiliki visi agar dia focus dalam hidupnya.” Ia mengutip salah satu ayat al-quran, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali dia sendiri yang mengubah nasibnya”. Maria, membalas “bukankah lebih enak bahwa hidup dibuat mengalir.” Fahri pun menjawab, manusia akan membuat kemajuan kalau ia memiliki cita-cita kedepan. Seperti kalimat bijak dari barat, “seseorang dengan tujuan jelas akan membuat kemajuan walaupun jalannya sulit. Seseorang tanpa tujuan yang jelas tidak akan membuat kemajuan meskipun berada dijalan yang mulus. Jadi, aku mau jadi apa, dengan cara apa, dan kapan dilakukan, aku sendiri yang menentukan nasibku. Aku berusaha melakukan yang terbaik terhadap cita-cita yang ingin aku capai dan keputusannya aku serahkan kepada Allah semata.”
Maria pun terharu menitikan air mata mendengarnya, ia mendapatkan pelajaran berharga hari itu. Tampak jelas ilmu ikhlas merasuk dalam pribadi seorang fahri. Akankah ilmu ikhlas bisa merasuk juga pada jiwa-jiwa masyarakat kita (termasuk saya) yang kering dalam hidup yang serba kapitalis, konsumtif serta glamour ini. Saya pikir bisa, asal kita mau mempelajari dan memahami hakikat dari keikhlasan itu sendiri karena keikhlasan melahirkan kejujuran, tanggung jawab, kosisten, dan jiwa yang rendah hati. Inya Allah…, semoga saja semoga negeri ini bisa bangkit kembali, AMIN!
Gunawan
Diselesaikan juga di Warung buncit, 3 Desember 2006 jam 23.35
Penikmat film kiamat sudah dekat garapan dedy mizwar dan buku ayat-ayat cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang baru selesai dibaca.