Manajemen Proyek dan Manajemen Resiko

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan terknologi infomasi khususnya komputer saat ini, dimana kita dihadapkan pada suatu kondisi yang mengharuskan kita untuk mengenal, mamahami dan menguasainya. (Diibaratkan kita masuk WC umum, meskipun tempatnya bau tapi kita harus di situ tempat membuangnya) mau tidak mau kita harus mengenalnya.

Namun bagitu ada suatu kondisi yang nyata di lingkungan pendidikan (sekolah), yaitu terdapatnya beberapa kekeliruan atau salah memberi materi pelajaran terhadap siswa khususnya siswa yang paling pertama mengenal pelajaran Komputer atau T I ( Teknologi Informasi) pada SD atau SMP, yaitu lemahnya materi dasar yang harus diterima siswa. Pada beberapa kasus dimana siswa SLTA (SMA atau SMK) seharusnya sudah mengerti tentang DOS ( Disk Operating System ) atau windows dasar, linux dasar atau office dasar (Word,Excel,Power Point dll), namun begitu ketika ditanyakan lagi (diulang) banyak bahkan tidak tahu, entah dimana letak kesalahanya? Namun setelah saya teliti kembali saya mempunyai beberapa kesimpulan diantaranya adalah :

1. Perlunya pendidik (guru) yang memiliki latar belakang minimal akademi komputer yang yang penulis sendiri alami di bekali dan dijejali ilmu-ilmu dasar tentang komputer sehingga dia pun manakala mendidik nanti akan pula memberikan terutama hal-hal dasar tentang komputer, ini penting sekali sebelum meneruskan ke tingkat lanjutan, sehingga apabila dasarnya kuat untuk menerima yang baru pun lebih mudah.

2. Banyaknya budaya instan saat ini, yaitu dengan banyak beredarnya software-software baru sehingga yang sebenarnya kurang penting diberikan, tapi tetap di berikan dengan tujuan lebih maju, atau untuk mempromosikan sekolah tertentu padahal tidak kena sasaran, yang berdampak siswa menerima materi pelajaran komputer tidak pernah maju atau asal saja.

3. Perlunya keseragaman pemberian materi pelajaran dasar dan menengah agar tidak salah sasaran, terutama yang akan diberikan untuk siswa SMK yang biasanya memasuki dunia kerja dengan siswa SMA yang sebagian besar melanjutkan ke Perguruan tinggi.

Dari 3 (tiga) kesimpulan di atas, saya berharap hal-hal insidentil tidak perlu terulang lagi di lapangan sehingga, kewajiban kita sebagai pendidik, menjadi bermanfaat bagi nasib anak bangsa apalagi booming Teknologi Informasi, sepertinya tengah dimulai, apabila awalnya sudah bengkok hasilnya pun bengkok, kita pun berdosa memberikan ilmu yang salah.

Manajemen Proyek Dan Resiko Konstruksi Jalan Raya

Abstrak
Dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor sebagian besar yang menggunakan jalan raya membuat jalan raya menjadi lalulintas macet dan mengakibatkan sebagian besar jalan raya rusak dan berlubang, oleh sebab itu dibutuhkan konstruksi jalan raya yang sempurna agar pengguna jalan raya menjadi nyaman dan tidak macet.


Pendahuluan
Di Indonesia sebagian besar jalan raya mengalami banyak kerusakan dari masalah kecil hingga yang besar yaitu pada masalah kecil seperti jalanan berlubang dan masalah yang besar seperti pembangunan jalanan jembatan yang terputus oleh akibat bencana alam yang terjadi di indonesia tercinta oleh sebab itu dibutuhkan konstruksi jalan raya yang sempurna agar jalan raya di indonesia dapat bertahan lama dan memberi kenyamanan para pengguna jalan raya maka para pengguna jalan raya harap menjaga dan merawat jalan raya agar bertahan lama.


Proyek Konstruksi Jalan Raya



Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.


Manajemen Resiko Konstruksi Jalan Raya

Seiring dengan perkembangan masyarakat modern., kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung kegiatan hidup juga semakin meningkat. Hal ini tercermin dari semakin meningkatnya intensitas pembangunan berbagai fasilitas infrastruktur di berbagai sektor,
mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangtman-bangunan perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan jaringan layanan air bersih, yang kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastruktur yang handal. Dengan luasnya cakupan layanan publik tersebut, maka peran infrastruktur dalam mendukung diva nika suatu negara menjadi sangatlah penting artinya. Adalah suatu hal yang umum bila kita mengkaitkan pertumbuhan eknomi dan pembangunan suatu negara dengan pertumbuhan infrastruktur di negara tersebut. Berbagai laporan badan dunia seperti World Bank, menekankan pentingnya peran infrastruktur dalam pembangunan negara, dan bagaimana negara-negara di dunia melakukan investasi di sektor tersebut. (Faye and Yeppes, 2003).
Sayangnya pembangunan infrastruktur juga, seperti halnya dengan proyek-proyek konstniksi lainnya, selalu dibayangi oleh risiko kegagalan. Semakin besar proyek infrastruktur yang ditangani, semakin besar pula tantangan risikonya. Studi yang dilakukan di
University of Aalborg (Flyvberg et. al, 2003) menunjukan bahwa dalam sejarahnya proyek-proyek infrastruktur berskala besar (dikenal dengan istilah megaprojects) berpotensi terancam cost overruns dan berbagai risiko lainnya. Namun demikian hal ini
tampaknya tidak menghalangi pemerintah dan para pengambil keputusan publik untuk senantiasa berinvestasi dalam proyekproyek infrastruktur besar.
Dewasa ini, peran pelayanan masyarakat melalui investasi di sektor infrastruktur sedikit demi sedikit telah bergeser dari peran dominan pemerintah menjadi partisipasi swasta. Beratnya beban pendanaan bagi pembangunan baru maupun pemeliharaan fasilitas
infrastruktur tidak dapat ditanggulangi oleh kemampuan pemerintah dalam mengimbangi kebutuhan akan infrastruktur yang semakin meningkat. Pegeseran ini tentunya berdampak pada perubahan peran dan konsekuensi (risiko) yang dihadapi oleh masing-masing pihak pelaku pembangunan infrastruktur.
Di Indonesia, peningkatan peran swasta dalam sektor pembangunan infrastruktur lewat berbagai skema pendanaan dan kerjasama (project financing) tentunya harus diikuti pula dengan kesadaran terhadap potensi risiko dan kemampuan yang sesuai dalam mengelolanya. Dalam konteks ini, analisis dan manajemen risiko pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur sudah mulai dilakukan, meskipun pada umumnya masih sangat terbatas pada aspek ekonomi dan pendanaannya saja. Dan hat ini tentunya tidak cukup. Para pelaku dalam proyek infrastuktur harus pula mampu menerapkan manajemen risiko dal am semua aspek proyek,
termasuk risiko pada tahap konstruksi.
Sebelum kita membahas risiko proyek konstruksi infrastruktur, ada baiknya kita mengulas kembali secara singkat makna dan beberapa prinsip dasar manajemen risiko.


Kesimpulan
Berhubung banyaknya jalan raya yang berlubang-lubang akibat terkikis oleh air hujan maka konstruksi ini sangat cocok di pakai untuk mengatasi masalah ini.