Awas Jalan Beton!
2010-05-26 21:14:35

2434hal15_aspalbeton1.jpgPeraturan Pemerintah (PP) No. 35/2006 bikin perubahan mendasar pada permukaan jalan raya. Peraturan itu meminta Bina Marga dan dinas yang terkait untuk menggunakan beton sebagai pengganti aspal di jalan raya. Kalau begitu pastinya banyak perubahan yang mesti dilakukan buat bikers seluruh Indonesia.

Perubahan yang mesti dilakoni bikers menyangkut masalah teknis dan nonteknis. Misal, bikers wajib memantau efek jalan terhadap ban, kaki-kaki dan bagian komponen motor yang langsung bersentuhan dengan permukaan beton.

Awal berlakunya PP No. 35 sejak tiga tahun lalu diperkirakan dibangun jalan beton sepanjang 10.000 km dengan menghabiskan 100 juta ton beton.

Itu sudah tiga tahun lalu. Sekarang kemungkinan besar sudah lebih dari 10.000 km proyek jalan beton dijalankan.2435hal15_aspalbeton2.jpg

Menurut Joel Deksa Mastana, jalan beton rasanya lebih cocok dengan kondisi Indoensia yang cenderung panas dan curah hujan tinggi.

“Jika dibandingkan dengan aspal. Beton jelas lebih kuat asal pembuatannya benar,” ungkap pria yang juga salah satu instruktur safety riding di Jakarta ini.

Menurut pantauan MOTOR Plus, proyek jalan beton sudah lagi dijalankan di beberapa tempat. Makassar sampai Parepare yang berjarak 155 km sekitar 70 persen sedang dipersiapkan jalan beton.

Itu belum terhitung di Kalimantan dan Papua. Juga secara bertahap lebih dari 2.000 km jalan provinsi di Lampung akan disulap jadi jalan beton.

Fakta paling jelas pembangunan jalur busway. Lebih dari 50 km lintasan busway bikin permukaan aspal berganti jadi beton.

Baru-baru ini jembatan Surabaya-Madura yang panjangnya 5,4 km lebih. Khusus lintasan motor dibikin dari campuran semen-pasir.

Penggunaan bahan bukan aspal ini memang mengubah cara berkendara.

SETINGAN TEPAT KAKI-KAKI

2438hal15_aspalbeton5.jpgDiperlukan setingan yang tepat agar piranti di seputar kaki-kaki tidak gampang lemah. Komponen paling rentan rusak efek jalan beton adalah jari-jari di pelek standar. Pasalnya kondisi jalan beton yang tiap 3 meternya ada sambunga bikin permukaan jalan bumpy.

“Karena sering kena lonjakan, ketegangan jari-jari lebih cepat kendur dibanding jalan di atas aspal. Kalau sudah kendur, pelek sebagai dudukan ban akan tampak oleng hingga mengakibatkan putaran roda tak stabil. Mengendara motor tambah capek,” ujar Dikin, tukang setel pelek di Jl. Anggrek, Petukangan Setalan, Jakarta Seletan.

Karena itu, pelek jari-jari mesti dicek tiap 6 bulan. Kondisi pelek dan alur lingkar ban mesti dipantau. Yang pakai pelek palang harus melihat alur lingkar ban dan laher roda. Terutama, sil pelindung laher roda tepatnya di as tengah. Sebab mudah getas karena getaran tinggi.

Juga supaya sok tak mudah loyo ada baiknya diseting ulang. “Untuk motor harian yang sok depan-belakang tak bisa diseting memang agak sulit. Cuma untuk memaksimalkan performa saat jalan di beton, jangan bikin tekanan angin terlalu keras atau melebihi setelan standar ,” imbuh Ari Supriyanto, mekanik Protechnics di Jl. Pahlawan, No. 1, Rempoa, Ciputat-Tangerang.

NASIB & KONDISI TUNGGANGAN2436hal15_aspalbeton3.jpg

Perubahan jalan dari aspal ke beton tentunya sedikit membuat pengendara bingung. Ya, bagaimana dengan perlakukan atau teknik berkendara.

“Untuk teknik berkendara tidak ada perbedaan. Bisa dikatakan sama saja kok. Hanya saja, memang ada beberapa hal perlu diperhatikan. Lebih kepada kondisi motornya sendiri,” ujar Anggono Iriawan, Safety Riding Chief Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM).

Pastinya permukaan beton tidak semulus jalan aspal. Apalagi bicara soal sambungan jalan. Makin parah jika jarak antara sambungan terlalu renggang dan dilalui dengan kecepatan tinggi. “Jika kondisi motor atau sok tidak dalam kondisi yang bagus, hal ini bisa menyebabkan motor tidak stabil” timpal pria yang baru dikaruniai anak perempuan pertamanya. Wah, selamat ya.

Lanjut! Nah, jika kondisi ini yang sobat alami, baiknya berkendara dengan safety! Yaitu menurunkan kecepatan sampai jalannya motor lebih stabil. “Dilawan juga nggak ada guna, malah membahayakan. Lebih baik menjaga kan,” saran Anggono.

Nah dari kondisi seperti ini, artinya sobat dituntut untuk lebih cermat melihat kondisi motor. Ya, salah satunya dari peranti redaman motor alias sok. Begitu juga soal ban!

Tapi sayangnya, kekuatan beton mencengkram ban tidak sebaik aspal. Makanya, untuk pengereman baiknya sobat lebih berhati-hati lagi. “Setidaknya untuk jarak, sedikit lebih jauh dari pengereman di jalan aspal,” ingat Joel Deksa Mastana yang direktur Safety Ride and Drive Center.

0 komentar: