AUSTRALIA

Banjir Picu Waspada Buaya

SYDNEY, KOMPAS.com - Banjir yang terjadi di wilayah utara Australia memicu peringatan tentang buaya karena beberapa reptil tersebut ditemukan di perairan, kata seorang petugas, Senin (27/12).

Ancaman banjir di dekat kota Ingham di sebelah timur Queensland memang mereda tetapi pejabat wali kota pemerintah setempat Hinchinbrook Shire, Andrew Lancini, mengatakan, beberapa penduduk pernah melihat predator air asin itu. "Biasanya ada laporan mengenai keberadaan buaya (saat banjir)," katanya kepada AFP.

Hujan lebat yang menyebabkan banjir terjadi di banyak wilayah di negara bagian Queensland setelah badai tropis Tasha melintasi pantai pada Sabtu pagi dan bagian selatan kota Ingham banyak yang terputus karena banjir. Kota Chinchilla di bagian selatan dapat terkena dampak terbesar banjir dalam beberapa dasawarsa tersebut karena curah hujan mencapai lebih dari 100 milimeter terus turun sepanjang malam, mengharuskan adanya evakuasi beberapa rumah.

Pemilik hotel setempat Club Hotel, Justin Byrnes, mengatakan naiknya ketinggian banjir mengepung beberapa lokasi usaha dan tampak akan menjadi banjir terburuk sepanjang ingatannya. "Apa yang kami dengar, banjir ini akan jauh melebihi yang terjadi pada 1983 yang mungkin menjadi yang terburuk dari yang pernah tercatat," katanya kepada radio ABC.

Pemerintah negara bagian Queensland sudah mengumumkan pemberian bantuan bencana di beberapa wilayah dan meminta menduduk untuk tidak berkendara menembus banjir karena sudah ada 20 orang yang harus diselamatkan dari sungai dalam dua hari terakhir.

Ramalan cuaca mengatakan, hujan akan berlanjut di selatan Queensland selama beberapa hari sementara ada kemungkinan bahwa udara bertekanan rendah di daerah utara negara bagian tersebut dapat menghasilkan topan lain. Banjir juga menerjang beberapa tempat di negara bagian New South Wales di sebelah selatan Queensland sedangkan bagian barat negara bagian tersebut mengalami kenaikan suhu, mendorong pemerintah Perth dan daerah lain waspada akan kemungkinan kebakaran hutan.

0 komentar: